DOMAIN
PSIKOMOTOR DALAM BELAJAR GERAK
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia mulai dari saat
lahir hingga mati pasti bergerak. Walaupun saat tidur, manusia pasti melakukan
gerakan. Manusia bergerak dalam dua metode, yaitu bergerak secara sadar dan
tidak sadar. Yang yang sadar yakni melakukan aktivitas sehari, seperti berjalan,
berlari, melompat, melompat, dan lain-lain. Sedangkan gerakan yang tanpa sabar
yakni gerakan-gerakan pada organ dalam, seperti gerakan diafragma saat
melakukan pernafasan, berkedip, dan lain-lain.
Ada beberapa Istilah
yang sering digunakan dalam studi tentang gerak manusia (human movement). Istilah tersebut adalah ilmu gerak, kinesiologi, human performance, dan pendidikan
jasmani. Istilah istilah ini sering kali terdengar saat ada perbincangan
tentang gerak. Selain istilah-istilah tersebut, saat ini mulai sering terdengar
juga istilah yang membahas tentang gerak manusia, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan motorik. Pada ilmu ini pembahasan tentang gerak lebih detail,
mulai dari saat manusia mulai tumbuh dalam janin hingga mati. Dan juga
pergerakan manusia dari mulai dibuahi oleh induk telur hingga manusia muncul
dan mengalami berbagai perubahan hingga mati.
Dalam makalah yang
dibuat oleh Ma’mun dan Saputra, mengatakan bahwa perilaku gerak manusia terbagi
dalam tiga bagian, yaitu teori gerak (motor
control), belajar gerak (motor
learning), dan perkembangan gerak (motor
development). Teori gerak adalah studi mengenai factor-faktor fungsi syaraf
yang mempengaruhi gerak manusia. Belajar gerak merupakan studi tentang proses
keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan ketrampilan gerak sangat
terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan. Dan perkembangan
gerak merupakan perubahan dalam perilaku gerak yang mereflesikan interaksi dari
kematangan organisme dan lingkungannya.
Menurut dari pengertian
dan penjelasan diatas, maka penulis berinisiatif untuk menjabarkan tentang
psikomotor, belajar, dan gerak disatukan dalam tema “domain psikomotor dalam
belajar gerak”. Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
pertumbuhan dan perkembangan motorik yang dibimbing oleh Dr. Supriadi, M. Kes.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini aka ada beberapa
rumusan masalah-masalah yang akan dijelaskan secara rinci. Rumusan masalah
tersebut yaitu:
1.2.1
Apa itu Domain Psikomotor?
1.2.2
Apa itu Belajar?
1.2.3
Apa itu Gerak?
1.2.4
Apa itu Domain Psikomotor Dalam Belajar
Gerak?
1.3 Tujuan
Penulisan
Agar makalah ini lebih berguna untuk
penulis, dosen pembimbing dan juga pembaca, maka ada beberapa tujuan dalam
penulisan ini makalah ini, yaitu:
1.3.1
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik
1.3.2
Agar dapat memahami tentang domain
psikotor pada manusia
1.3.3
Agar dapat memahami tentang belajar
1.3.4
Agar dapat memahami tentang gerak
1.3.5
Agar dapat memahami tentang domain
psikomotor dalam belajar gerak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Domain Psikomotor
Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia kata “domain” artinya adalah wilayah; tanah.
Domain juga sering diidentikan dengan internet. Banyak para ahli yang
mengartikan domain berkaitan dengan internet. Misalnya Irene Joos dan Nancy
mendefinikan kata domain adalah identitas sebuah website di internet. Dan
Yuhefizar mengatak bahwa domain adalah nama unik yang dimiliki sebuah website
yang terdiri dari dua bagian dan dipisahkan oleh sebuah titik. Namun dalam
makalah ini domain bukan diartikan sebagai wensite, namun domain yang
berhubungan dengan perkembangan sistem gerak manusia atau kemampuan motorik
manusia.
Kemampuan motorik
adalah suatu yang mendasar dalam kehidupan setiap orang. Gerak adalah suatu
penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati.
Kemampuan motorik penting dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani karena
kemampuan gerak merupakan bagian dari ranah psikomotorik. Ada tiga komponen dasar dominan psikomotor,
yaitu: domain yang bersifat jasmani (psysical), kesegaran (fitness),
dan permainan (play). Komponen kesegaran menunjuk pada kuantitas gerakan,
atau seberapa lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan komponen
bermain menyajikan akumulasi perkembangan domain psikomotor. Adapun unsur-unsur
kemampuan motorik terdiri dari: (1) kekuatan, (2) kecepatan, (3) power, (4)
ketahanan, (5) keseimbangan, (6) fleksibilitas, dan (7) koordinasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik adalah faktor tampilan dan
faktor lingkungan. Faktor tampilan paling sering berpengaruh pada kemampuan
motorik tertentu, faktor tampilan dapat berupa ukuran tubuh, pertumbuhan fisik,
sistem saraf, kekuatan dan berat tubuh.
Dari beberapa ahli
psikologi pendidikan yang relative sederhana namun bisa diterima oleh
masyarakat luas, yaitu teori dari Benyamin Bloom. Benyamin Bloom mengatakan
bahwa proses pembelajaran yang dialami manusia itu menempuh tiga jalur utama,
yaitu pertama yang berkaitan dengan domain kognitif, kedua domain efektif, dan
yang ketiga domain psikomotor. Lewat pendapatnya tersebut, maka banyak
pamikiran-pemikiran yang dimiliki oleh masyarakat tentang proses belajar mulai
berkembang dan mulai berfikir bahwa proses belajar tidak hanya ada diranah atau
lingkungan sekolah saja, namun proses belajar ada disekitar masyarakat luas.
Pengertian dari ketiga
jalur atau domain tersebut, yaitu domain kognitif adalah domain yang berisi
perilaku-perilaku yang menekankan intelektual, seperti pengertian, pengetahuan,
dan ketrampilan berfikir. Domain afektif yaitu berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dan domain psikomotor adalah domain yang berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan motorik seperti tulisan
tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Jadi dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa domain psikomotor itu adalah cara atau proses
belajar yang bersifat kemampuan motorik manusia. Manusia tidak hanya belajar
untuk mengembangkan pola berfikir tentang ilmu pengetahuan saja, namun juga
perlu untuk belajar untuk mengembangkan pola kreatifitas dengan cara
mengembangkan domain psikomotornya. Domain psikomotor ini sebenarnya sudah
mulai sejak manusia dilahirkan didunia. Contohnya bayi mulai mengenali keadaan
sekitar atau lingkungannya, hal ini dilakuannya untuk beradaptasi, karena
manusia mempunyai salah satu sifat yaitu adaptasi.
Jadi domain psikomotor
itu perlu diketahui oleh setiap manusia, karena domain psikomotor berperan
penting dalam proses perkembangan manusia menuju dewasa. Selain itu jika sistem
kreatifitas manusia dikembangkan, maka akan membuat manusia tersebut menjadi
manusia yang kreatif, dengan kretifitas menjadikan hidup menusia menjadi
berwarna dan lebih bermakna.
2.2 Belajar
Belajar pada hakikatnya
selalu terintegrasi dengan kehidupan manusia, demikian juga binatang. Peristiwa
yang dialami baik oleh manusia ataupun hewan pada dasarnya merupakan salah satu
upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam arti kata bahwa tanpa
belajar manusia ataupun binatang, maka kelangsungan hidupnya akan terancam.
Hergenhahn dan Olson (1993) menyimpulkan bahwa, kemampuan one trial learning dari binatang merupakan pelengkap dari
instingnya agar binatang tersebut dapat mempertahankan kehidupannya. Demikian
pula halnya dengan manusia, agar mereka bisa terus mempertahankan hidupnya,
maka mereka dituntut untuk terus belajar, belajar, dan belajar hingga manusia
tersebut maninggal.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Hergenhahn dan Olson (1993) menghasilkan definisi belajar, yaitu
belajar adalah sebagian dari perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak bercirikan
tanda-tanda yang disebabkan oleh pengaruh yang bersifat sementara seperti yang
disebabkan oleh sakit, kelelahan atau pengaruh obat-obatan. Ketika membaca
definisi belajar dari Hergenhahn dan Olson tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa, mereka adalah peneliti yang beraliran behavioris, karena mereka
menempatkan perilaku sebagai indikator perubahan yang diakibatkan oleh belajar.
Oleh karena itu, maka orang yang beraliran kognitivis akan mendebatkan bahkan
akan menolaknya. Contohnya, Mayer (1987) yang beraliran kognitivis mengajukan
definisi belajar sebagai perubahan yang relative permanen dalam pengetahuan (knowledge) dan perilaku seseorang yang
disebabkan oleh pengalaman.
Banyak ahli yang
mengemukakan tentang jenis-jenis belajar. Salah satunya yaitu Robert Gagne
(1977), mengemukakan lima domain tentang jenis belajar, yaitu: 1) ketrampilan
gerak, yaitu gerakan berorientasi yang diwakili oleh oleh koordinasi respon
terhadap tanda-tanda tertentu, 2) informasi verbal, yaitu dicontohkan melalui
fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan generalisasi, yang dianggap sebagai
pengetahuan, 3) ketrampilan intelektual, yaitu diwakili oleh diskriminasi,
peraturan, dan konsep-konsep (penerapan pengetahuan), 4) strategi kognitif,
yaitu ketrampilan-ketrampilan yang terorganisir secara internal yang menentukan
pembelajaran seseorang, pengingatan dan pemikiran, 5) sikap, yaitu perilaku
efektif seperti perasaan.
Kemudian Mayer (1987)
mencoba memberikan batasan-batasan jenis belajar menjadi empat, yaitu: 1)
pembelajaran respon seperti yang ditunjukan oleh pembelajaran behaviorisme, 2)
pembelajaran konsep, yang menunjuk pada penguasaan peraturan klasifikasi baru,
yang didasarkan pada pengalaman, 3) pembelajaran verbal hapalan, yang
melibatkan kemampuan untuk menghasilkan suatu dftar respon verbal, 4)
pembelajaran prosa, yang menunjuk pada pembelajaran sematik baru atau prosedur
pengetahuan dari tulisan atau prosa yang menyatakan secara verbal.
2.3 Gerak
Gerak adalah suatu
penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati.
Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah perilaku
manusia yang setiap saat dilakukan dan dapat diamati. Kemampuan motorik penting
dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani karena kemampuan gerak merupakan
bagian dari ranah psikomotorik. Ada tiga komponen dasar dominan psikomotor,
yaitu: domain yang bersifat jasmani (psysical), kesegaran (fitness),
dan permainan (play). Komponen bersifat jasmani terkait dengan status
anatomis atau struktural. Komponen motorik berhubungan dengan kualitas gerak
atau cara melakukan gerakan. Komponen kesegaran menunjuk pada kuantitas
gerakan, atau seberapa lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan
komponen bermain menyajikan akumulasi perkembangan domain psikomotor.
Adapun unsur-unsur
kemampuan motorik terdiri dari: (1) kekuatan, (2) kecepatan, (3) power, (4)
ketahanan, (5) keseimbangan, (6) fleksibilitas, dan (7) koordinasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik adalah faktor tampilan dan
faktor lingkungan. Faktor tampilan paling sering berpengaruh pada kemampuan
motorik tertentu, faktor tampilan dapat berupa ukuran tubuh, pertumbuhan fisik,
sistem saraf, kekuatan dan berat tubuh. Beberapa ahli menganggap bahwa sistem
saraf merupakan faktor utama dalam penggunaan kemampuan motorik anak. Kesulitan
terbesar untuk mengembangkan sistem saraf adalah cara mengontrol banyaknya
kegiatan sendi gerak tubuh per unit. Pada satu lengan saja kira-kira ada 2600
unit gerak, 26 otot, dan 4 sendi. Namun melalui latihan, masing-masing unit
gerak akan terkoordinasi. Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemampuan motorik,
motivasi untuk bergerak mungkin karena adanya stimulasi dari lingkungan,
misalnya melihat sesuatu hal yang baru atau unik maka seseorang akan menuju ke
arah tersebut. Sebaliknya kurang gerak untuk melakukan gerakan secara aktif
akan menghambat perkembangan kemampuan motorik.
Maka perlu adanya
ketrampilan gerak, agar manusia dapat melakukan setiap kegiatannya dengan baik
dan benar. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau
pada sifat di mana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu
keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan
yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini bisa
terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu
atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut
keterampilan, contohnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin,
berjalan, berlari, melompat, dan sebagainya.
Jadi, untuk memahami
konsep gerak ini kita harus memahami secara komprehensif mengenai sub-sub
disiplin keilmuan yang ada didalamnya. Apabila hanya sebagian yang dipahami,
maka akan membuat sukar untuk lebih cermat memilah dan memilih istilah yang
sesuai dengan substansinya.
2.4 Domain Psikomotor
Dalam Belajar Grak
Domain psikomotor
adalah cara atau proses belajar yang bersifat kemampuan motorik manusia.
Sedangkan belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam
memperoleh dan menyempurnakan ketrampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan
pengalaman individu bersangkutan. Ada tiga tahapan dalam belajar gerak, yaitu:
1) tahapan verbal kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol, 2)
tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik
mungkin agar peserta didik atau atlit lebih trampil, 3) tahapan otomatisasi
artinya memperhalus gerakan agar peforma peserta didik atau atlit menjadi lebih
padu dalam melakukan gerakannya.
Jadi domain psikomotor
dalam belajar gerak itu berhubungan dalam proses belajar gerak. Dalam belajar
gerak manusia menggukan tiga komponen dasar dalam domain psikomotor, yaitu: 1)
domain yang bersifat jasmani (psycal),
kesegaran (fitness), dan permainan (play). Komponen bersifat
jasmani terkait dengan status anatomis atau struktural. Komponen motorik
berhubungan dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen
kesegaran menunjuk pada kuantitas gerakan, atau seberapa lama gerakan yang
dilakukan dapat dipertahankan, dan komponen bermain menyajikan akumulasi
perkembangan domain psikomotor.
BAB III
PENUTUP
Penutup
Domain psikomotor itu
adalah cara atau proses belajar yang bersifat kemampuan motorik manusia.
Manusia tidak hanya belajar untuk mengembangkan pola berfikir tentang ilmu
pengetahuan saja, namun juga perlu untuk belajar untuk mengembangkan pola
kreatifitas dengan cara mengembangkan domain psikomotornya. Jadi domain
psikomotor itu perlu diketahui oleh setiap manusia, karena domain psikomotor
berperan penting dalam proses perkembangan manusia menuju dewasa. Selain itu
jika sistem kreatifitas manusia dikembangkan, maka akan membuat manusia
tersebut menjadi manusia yang kreatif, dengan kretifitas menjadikan hidup
menusia menjadi berwarna dan lebih bermakna.
Belajar pada hakikatnya
selalu terintegrasi dengan kehidupan manusia, demikian juga binatang. Peristiwa
yang dialami baik oleh manusia ataupun hewan pada dasarnya merupakan salah satu
upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam arti kata bahwa tanpa
belajar manusia ataupun binatang, maka kelangsungan hidupnya akan terancam.
Gerak adalah suatu
penampilan yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati.
Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah perilaku
manusia yang setiap saat dilakukan dan dapat diamati. Kemampuan motorik penting
dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani karena kemampuan gerak merupakan
bagian dari ranah psikomotorik. Ada tiga komponen dasar dominan psikomotor,
yaitu: domain yang bersifat jasmani (psysical), kesegaran (fitness),
dan permainan (play). Komponen bersifat jasmani terkait dengan status
anatomis atau struktural. Komponen motorik berhubungan dengan kualitas gerak
atau cara melakukan gerakan. Komponen kesegaran menunjuk pada kuantitas
gerakan, atau seberapa lama gerakan yang dilakukan dapat dipertahankan, dan
komponen bermain menyajikan akumulasi perkembangan domain psikomotor.
Jadi domain psikomotor
dalam belajar gerak itu berhubungan dalam proses belajar gerak. Dalam belajar
gerak manusia menggukan tiga komponen dasar dalam domain psikomotor, yaitu: 1)
domain yang bersifat jasmani (psycal),
kesegaran (fitness), dan permainan (play). Komponen bersifat
jasmani terkait dengan status anatomis atau struktural. Komponen motorik
berhubungan dengan kualitas gerak atau cara melakukan gerakan. Komponen kesegaran
menunjuk pada kuantitas gerakan, atau seberapa lama gerakan yang dilakukan
dapat dipertahankan, dan komponen bermain menyajikan akumulasi perkembangan
domain psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Asep, P. 2012. (Diakses online
pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014 http://eprints.uny.ac.id/8851/1/bab%201%20%20-08603141027.pdf)
Mahendra, Agus. Modul Perkembangan Belajar Motorik , Modul 7
Keterampilan dan Taksonomi Gerak. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia
(diakses online pada hari Jum’at, 29 Agustus 2014 http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Modul_7-_Keterampilan_dan_Taksonomi_Gerak.pdf )
Ma’mun, Amung dan Yudha M.
Saputra. 2000. PERKEMBANGAN GERAK DAN
BELAJAR GERAK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jendral Pendidikan dasar dan Menengah (diakses online pada hari Jum’at, 29
Agustus 2014 http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-BADRUZAMAN/Tugas_Perkem_%26_bljar_gerak.pdf )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar