“Kesalahan
Para Official Tim Sepakbola Amatir di Daerah-Daerah Dalam Menangani Cidera Pada
Pemainnya”
Sepakbola
merupakan suatu olahraga yang paling popular didunia. Semua orang suka dengan
olahraga ini. Dari anak kecil hingga orang dewasa, bahkan hingga manula.
diIndonesia sendiri sepakbola sudah menjadi permainan bagi setiap kalangan,
didaerah-daerah maupun dikota. Selain banyak klub-klub yang telah terkenal
secara nasional, didaerah-daerah juga ada banyak klub-klub sepakbola yang juga
ikut dalam kompetisi-kompetisi namun masih dalam tingkat amatir.
Contohnya,
didaerah Kabupaten Blitar setiap satu tahun sekali pasti ada kompetisi amatir
antar desa (atau sering disebut dengan nama Gala Gedek oleh orang-orang
Blitar). Pada kompetisi ini biasanya dilaksanakan setiap bulan Agustus, untuk
memperingati Hari Kemerdekaan. Namun dalam pelaksanaannya karena adu gengsi
antar desa, maka banyak tim yang memperagakan permainan yang keras demi meraih
kemenangan. Akibatnya pemain-pemain muda yang ikut dalam kompetisi tersebut
banyak yang mengalami cidera. Dari cidera ringan hingga cidera berat.
Dalam
setiap tim yang berlaga, jarang sekali yang menggunakan jasa medis yang sudah
professional, atau minimal mengerti tentang Penanganan Pertama Cidera Olahraga
(PPCO). Akibatnya banyak pemain yang seharusnya hanya mengalami cidera yang
ringan, menjadi cidera yang parah karena kesalahan dalam menanganinya.
Contohnya, pada seorang pemain yang mengalami dislaction (terkilir), kebanyakan para pemain akan dilakukan
penanganan medis dengan cara langsung dipijit. Padahal jika ada pembekakan pada
pembuluh darah, maka bisa terjadi pembuluh darah tersebut akan pecah, dan akan
lebih membuat cidera tersebut semakin parah.
Seharusnya
jika dalam keadaan pemain mengalami terkilir, maka harus didiamkan terlebih
dahulu, atau dikompres dengan es, agar jika ada pembuluh darah yang pecah darah
akan berhenti dengan kompres es tersebut. Es juga bisa meminimalisir rasa sakit
pada daerah yang terkilir.
Saran
dari penulis untuk masalah tersebut adalah walaupun itu hanya kompetisi Gala
Gedek (kompetisi antar Desa), sebaiknya para pemain tidak terlalu bermain
kasar, karena kasihan bagi para pemain muda yang berpotensi punya kemampuan
yang baik dapat cidera parah dan tidak bida mengembangkan bakatnya hanya karena
bermain dikompetisi antar desa. Kemudian untuk meminimalisir terjadinya cidera
parah ataupun kesalahan penanganan pada pemain yang mengalami cidera, maka
setiap tim seharusnya memiliki minimal 1 orang yang ahli dalam bidang penangan
pertama cidera olahraga. Selain itu bagi panitia, sebaiknya menghukum dengan
tegas kedara para pemain maupun tim yang melakukan tindakan yang membahayakan
bagi kelanjutan pemain-pemain muda yang mempunyai bakat dan berpotensi untuk
lebih baik lagi di tingkat yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar