Minggu, 31 Agustus 2014

“Kesalahan Para Official Tim Sepakbola Amatir di Daerah-Daerah Dalam Menangani Cidera Pada Pemainnya”
Sepakbola merupakan suatu olahraga yang paling popular didunia. Semua orang suka dengan olahraga ini. Dari anak kecil hingga orang dewasa, bahkan hingga manula. diIndonesia sendiri sepakbola sudah menjadi permainan bagi setiap kalangan, didaerah-daerah maupun dikota. Selain banyak klub-klub yang telah terkenal secara nasional, didaerah-daerah juga ada banyak klub-klub sepakbola yang juga ikut dalam kompetisi-kompetisi namun masih dalam tingkat amatir.
Contohnya, didaerah Kabupaten Blitar setiap satu tahun sekali pasti ada kompetisi amatir antar desa (atau sering disebut dengan nama Gala Gedek oleh orang-orang Blitar). Pada kompetisi ini biasanya dilaksanakan setiap bulan Agustus, untuk memperingati Hari Kemerdekaan. Namun dalam pelaksanaannya karena adu gengsi antar desa, maka banyak tim yang memperagakan permainan yang keras demi meraih kemenangan. Akibatnya pemain-pemain muda yang ikut dalam kompetisi tersebut banyak yang mengalami cidera. Dari cidera ringan hingga cidera berat.
Dalam setiap tim yang berlaga, jarang sekali yang menggunakan jasa medis yang sudah professional, atau minimal mengerti tentang Penanganan Pertama Cidera Olahraga (PPCO). Akibatnya banyak pemain yang seharusnya hanya mengalami cidera yang ringan, menjadi cidera yang parah karena kesalahan dalam menanganinya. Contohnya, pada seorang pemain yang mengalami dislaction (terkilir), kebanyakan para pemain akan dilakukan penanganan medis dengan cara langsung dipijit. Padahal jika ada pembekakan pada pembuluh darah, maka bisa terjadi pembuluh darah tersebut akan pecah, dan akan lebih membuat cidera tersebut semakin parah.
Seharusnya jika dalam keadaan pemain mengalami terkilir, maka harus didiamkan terlebih dahulu, atau dikompres dengan es, agar jika ada pembuluh darah yang pecah darah akan berhenti dengan kompres es tersebut. Es juga bisa meminimalisir rasa sakit pada daerah yang terkilir.

Saran dari penulis untuk masalah tersebut adalah walaupun itu hanya kompetisi Gala Gedek (kompetisi antar Desa), sebaiknya para pemain tidak terlalu bermain kasar, karena kasihan bagi para pemain muda yang berpotensi punya kemampuan yang baik dapat cidera parah dan tidak bida mengembangkan bakatnya hanya karena bermain dikompetisi antar desa. Kemudian untuk meminimalisir terjadinya cidera parah ataupun kesalahan penanganan pada pemain yang mengalami cidera, maka setiap tim seharusnya memiliki minimal 1 orang yang ahli dalam bidang penangan pertama cidera olahraga. Selain itu bagi panitia, sebaiknya menghukum dengan tegas kedara para pemain maupun tim yang melakukan tindakan yang membahayakan bagi kelanjutan pemain-pemain muda yang mempunyai bakat dan berpotensi untuk lebih baik lagi di tingkat yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar